Rute
besar : LUMAJANG-SURABAYA-JAKARTA-QATAR-PRANCIS-St.Omer
Perjalanan
dari Indonesia ke prancis lumayan melelahkan. Pertama, aku ke bandara juanda tanggal
13 september 2015 diantarkan teman terbaikku bersama keluargaku dari lumajang
berjumlah 16 orang. Orang tuaku sengaja menyewa minibus untuk mengantarku ke
Juanda. Mereka the best in whole world wes. Kami tiba di Terminal 2 bandara
Juanda jam 9 pagi, padahal take off pesawatnya jam 12.55. Sekitar pukul 11.00
WIB banyak teman-teman dari K3, ristek BEM PPNS, HmI ke juanda untuk
mengucapkan kata perpisahan. lumayan lama di sana sambil mencoba untuk
menimbang berapa barang bawaanku. Bagasi dari Airasia adalah 30kg per orang.
Aku membawa 1 koper berisi pakaian, 1 tas jinjing besar berisi peralatan masak
dan bumbu-bumbu masakan, dan tas ransel berisi dokumen, laptop, dll. dan peuffff…. Berat
koperku 18 kg dan 26 kg untuk tas jinjing yang isinya bahan makanan semua itu.
Ya Allah? Mau dibuang kemana yang 14kg. itu tas jinjing isinya minyak, beras,
gula, garam, wajan, piring, dan banyak lagi. Semuanya dibawa dengan harapan
sampai diprancis nggak
bingung cari toko. Bila rencanaku berjalan lancar sampai diprancis bisa
langsung istirahat, dan juga harapan bisa hemat. Namun bantuan tidak lama
datang. Allah memang baik, 2 temanku yang lain berat koper dan barang bawaannya
dibawah 30kg. Jadi, aku bisa nitip beberapa kilogram ke temenku dan beberapa
lagi aku masukkan ke dalam ranselku. Masalah pertama selesai.
Suasana Transit di Bandara Soekarno-Hatta |
Ini adalah pertama kalinya aku naik pesawat selama 21 tahun umurku. dan langsung menempuh perjalanan ke Prancis, didalam hati siapa sangka aku bisa ke Prancis. Tidak pernah ada bayangan sama sekali aku bisa ke negeri ini. Pesawat airasia mendarat pukul 13.15 dan aku harus menunggu take off Qatar airways jam 00.20. Sekitar kurang lebih 10 jam aku di bandara soekarno hatta dan perut mulai keroncongan. Alhamdulillah (lagi) ternyata ibu dari temanku membawakan sate bandung, wah lumayan dapat mengganjal perut. Tiket pesawatnya 7 jutaan untuk menuju prancis itu harga setelah mendapat diskon. Harga normalnya aku kurang tahu karena aku ke sana dengan alasan belajar, aku dapat kartu ISIC (kartu tanda studi internasional) sehingga harga pesawat bisa direduksi dan semuanya masih BOU (beasiswa orang tua), karena pengalaman tahun lalu beasiswa yang diberikan DIKTI terlambat dan sekarang juga begitu. Aku membawa uang sekitar 11 jutaan dan jika ditukar dieuro hanya dapat 680 euro. 1 euro = 16.300 rupiah. Bismillah dengan harapan bisa cukup untuk kehidupan disini sambil menunggu beasiswa datang. Oh ya, ketika pemeriksaan sebelum masuk Qatar airways ternyata tas jinjing yang aku bawa berbunyi tit…tit…tit… kemudian petugasnya menyuruh membukanya dan diambillah serbuk putih berbungkus plastik, dia Tanya padaku “what is this?” dan mereka membawanya untuk diperiksa, aku hanya jawab “it just salt sir”. Mungkin dia mengira aku menyelundupkan sejenis narkotika.
QTR 955 (flight aware.com) |
00.20
. Pesawat Qatar Airlines (QR 995) mulai lepas landas.
Di dalam pesawat aku tidur pulas, sampai-sampai teman sebelahku dan pramugarinya membangunkanku untuk memberikan makan pagi dan aku masih saja tidur. Temanku bilang ke pramugarinya “she is sleep because she is very tired” dan pramugari “yes, she is very very very deep sleep”. Sungguh memalukan. Hahaha…
Qatar airways transit di Qatar di bandara Doha dan menunggu 4 jam lagi untuk bisa sampai di Paris. Di Bandara ini, aku bertemu dengan 4 orang Indonesia yang juga melakukan perjalanan jauh yang tidak searah denganku, mereka pergi ke spanyol untuk bekerja di sebuah kapal sebagai awak kapal. Mereka berasal dari Malang dan juga Bondowoso. Aku bisa tebak bahwa gaji sebagai awak kapal sangat besar disana.
Akhirnya pada pukul 14.00 waktu Prancis tanggal 14 September 2015 aku tiba di sebuah kota yang banyak orang berkata kota ini terkenal dengan kota mode, dan kota romantic. PARIS. woooo….. disini sangat dingin karena hujan dan angin yang kencang.
Di dalam pesawat aku tidur pulas, sampai-sampai teman sebelahku dan pramugarinya membangunkanku untuk memberikan makan pagi dan aku masih saja tidur. Temanku bilang ke pramugarinya “she is sleep because she is very tired” dan pramugari “yes, she is very very very deep sleep”. Sungguh memalukan. Hahaha…
Suasana Kabin pesawat (kode penerbangan QR 955) |
Qatar airways transit di Qatar di bandara Doha dan menunggu 4 jam lagi untuk bisa sampai di Paris. Di Bandara ini, aku bertemu dengan 4 orang Indonesia yang juga melakukan perjalanan jauh yang tidak searah denganku, mereka pergi ke spanyol untuk bekerja di sebuah kapal sebagai awak kapal. Mereka berasal dari Malang dan juga Bondowoso. Aku bisa tebak bahwa gaji sebagai awak kapal sangat besar disana.
Transit di Doha, Qatar |
Akhirnya pada pukul 14.00 waktu Prancis tanggal 14 September 2015 aku tiba di sebuah kota yang banyak orang berkata kota ini terkenal dengan kota mode, dan kota romantic. PARIS. woooo….. disini sangat dingin karena hujan dan angin yang kencang.
Landing di Charles de Gaulle, ada pesawat concorde disana :) |
Banyak-banyak
bersyukur adalah kunci penting. Kenapa? Ada dalil yang mengatakan kalau kita
bersyukur maka nikmat Allah akan ditambah. Oh ya, orang Prancis sangat baik
hati, beberapa orang membantu mengangkat koper-koper kami dan ketika aku dan
teman-temanku memasang wajah bingung mau kemana ada banyak orang yang membantu
mengarahkan jalan. Bener banget deh, sampai di bandara Paris ada teman dari ITS
yang menjemputku dan 3 temanku yang lain. Alhamdulillah, kami dapat tumpangan
selama 2 malam. Pada tanggal 15 september 2016 aku diajak ke menara yang
katanya romantis yaitu eiffel. Itu sih katanya, sampai disana mungkin karena
lelah akibat perjalanan yang jauh, aku tidak mendapatkan sensasi yang “wah”.
Dalam hati berkata, wah ngapain kesini cuma lihat tiang
berdiri. Tidak beda jauh dengan MONAS di Jakarta. Mungkin karena efek dari
kelelahan saja. Ada yang bilang bila menara Eiffel akan sangat indah diwaktu
malam karena adanya banyak lampu yang menghiasi sekeliling Eiffel. Sampai
disini, aku mulai kangen Indonesia. Wah, masih 2 hari di Prancis sudah rindu
kampung halaman.
Oh ya, sekedar info kalau harga sim card (kartu untuk ponsel) disini rata-rata 10 euro atau sekitar 160.000 rupiah. Sangat mahal jika di bandingkan dengan Indonesia. Saat berada di stasiun paris aku membeli carte de jeune (kartu untuk remaja). Jika anda berusia dibawah 28 tahun maka jika kita pergi menggunakan TGV akan ada potongan harga dari 25% sampai 65%. Sangat menguntungkan kan? Tapi kita harus membayar 50 euro untuk mendapatkan kartu ini. It’s OK lah, anggap saja investasi. Pesanku, jangan pernah mengkruskan rupiah ke euro karena berpotensi bikin sakit hati. Sebagai pengingat, bagi yang ingin ke prancis sepertinya hal yang wajib adalah sertifikat DELF B2 ya (ada ditulisan sebelumnya).
Suasana di Paris |
Sesampai
di tempat tinggalku aku di telepon professor dari kampus ULCO dan beliau memintaku
untuk pergi ke kampus karena sebenarnya ada acara jam 14.00 yaitu acara
pertemuan semacam perkenalan kepada mahasiswa baru. Padahal, aku baru sampai
jam 15.30. oke, aku langsung ganti baju dan pergi menemui beliau. ya Allah,,
capek banget
dalam hati. Jarak dari kos ke kampus sekitar 1,2 km yang ditempuh dengan
berjalan kaki. Akhirnya, dengan langkah berat aku pergi menemui professor. Nama
beliau Matthieu PUIGT. Professornya sangat baik. Beliau menunjukkan semua
tempat di ULCO, dari perpusatakaan, ruang belajar, ruang sekrettariat, kantin,
dan banyak lagi. Disana beliau berkata, nanti kamu akan belajar arduino, K3
listrik, dll. Wah, dan aku berkata arduino lagi? LLL. Aku sudah pernah
mendapatkan materi arduino selama beberapa pertemuan di PPNS dan aku merasa
kesulitan. Bismillah saja lah. Aku sempat menanyakan kepada profesorku tentang
warga asing yang belajar disini. Beliau berkata ada dari Cina dan Australia
juga. Kuliahnya full day seperti di PPNS dari senin sampai jumat namun dengan
suasana yang berbeda pastinya. Satu lagi yang penting, kuliahnya semua dalam
bahasa prancis. Wah, ini tantangan lagi karena aku baru belajar bahasa prancis
selama 4 bulan di Indonesia dan masih dikatakan pasif alias susah ngomong. Namun
sudah dapat mengerti ketika ada orang prancis berbicara. Setahun aku tinggal
disini dengan harapan jika pulang di Indonesia aku sudah lancar berbahasa
prancis.
Di
prancis, rata-rata hanya ada 1 masjid di 1 kota, di tempatku banyak orang
muslim. Saat berada di dapur aku berkenalan dengan orang Mesir, Yaman, dan
Sudan. Mereka adalah orang islam juga yang memilik paras tampan ala orang arab,
tinggi, bekulit putih, hidung mancung, dengan pakaian yang modis. Wah… perfect dan
mereka sangat ramah. Semoga aku nyaman dan betah berada disini juga bisa segera
menyelesaikan kuliahku selama setahun kedepan, amiiiin
Ini ada beberapa foto yang menggambarkan suasana di St.Omer. Bismillah, perjuangan mencari ilmu ini dimudahkan oleh Allah s.w.t ^_^
Ini ada beberapa foto yang menggambarkan suasana di St.Omer. Bismillah, perjuangan mencari ilmu ini dimudahkan oleh Allah s.w.t ^_^
Kezel menara eiffel dibilang "cuma lihat tiang berdiri" wkwkwk
BalasHapusselamaat iz! kereeen :"D aku terharu. semoga aku juga bisa kesana. amiiin ya Allah.
amin...percaya deh kalau besarnya usaha nggak bakal menghianati tuannya. ada kesempatan langsung ambil kan kalau rejeki gak kemana
BalasHapusbagusan mana sama gambar dikamar belakang GL 14
BalasHapusBagusan di GL14 lah. Disini gak ada soale.
BalasHapusHalo perkenalkan nama aku suci, aku punya beberapa pertanyaan mengenai perjalanan ke prancis. Kalau boleh aku boleh minta alamat email atau kontak yang mudah dihubungi? Terima kasih
BalasHapusHalo perkenalkan nama aku suci, aku punya beberapa pertanyaan mengenai perjalanan ke prancis. Kalau boleh aku boleh minta alamat email atau kontak yang mudah dihubungi? Terima kasih
BalasHapus082139723868
BalasHapusIngin kerja ke prancis tp masih bingung bagaimn caranya
BalasHapusWah doain saya ke paris ya😂
BalasHapusDoakan saya bisa ke Paris juga ya teman-teman 🙏🙏🙏
BalasHapus