Apa perbedaan kuliah di Prancis dengan di Indonesia?

by 11.13 0 komentar


 

Double degree yang aku jalani sekarang menuntutku kuliah 3 tahun di Indonesia (semester 1-6) dan kuliah 1 tahun di Prancis (semester 7 dan 8). Ada beberapa perbedaan antara kuliah di Indonesia dan di Prancis.


Di Prancis profesornya sudah seperti teman (tua maupun muda). Nggak ada sungkan. Di indonesia dosen adalah seseorang yang mungkin sebagian ditakuti dan sangatlah dihormati. Posisinya diatas kita jauh. Namun di sini, yah sama seperti teman kita, ada dosen namanya Richard. Beliau mengajar bahasa inggris namun selama kuliah tidak diperbolehkan memanggil Monsieur, Mister, Prof, dll, cukup panggil namanya saja “Richard” ketika ingin bertanya ataupun berpendapat. Tidak jarang pula, professornya mengajar sambil duduk di bangku. Pemandangan yang tidak ditemui selama aku belajar di Indonesia. Menggunakan tangan kiri ketika menyerahkan tugas, baik professor maupun mahasiswa disini sudah biasa. Tidak ada kasta antara professor dan mahasiswa.

Yang paling aku suka, cara mengajarnya totalitas. Ada praktik P3K, dan disini luka dibuat mirip seperti contoh jari buntung, darah, luka bakar, luku tusuk, luka sayat, dll. Di Indonesia mungkin kalaupun luka yah bagaimana penanganan aja. Mungkin kalau ada luka yang sebenarnya dia akan kabur karena takut darah. Hahaha… semua professor adalah mereka yang ahli di bidangnya, maksudnya apa? Ya karena aku di jalur Licence professionnel jadinya dosen-dosennya adalah mereka yang sudah bekerja dan berpengalaman. Misalnya : materi penanganan kebakaran, dosennya adalah petugas pemadam kebakaran, materi quality safey environment, dosennya adalah orang HSE dari perusahaan. Materi audit perusahaan, dosennya adalah orang yang sudah bekerja lama dalam masalah audit perusahaan, dll.
Di prancis bila akan Tugas akhir atau mengerjakan project, dosen sebagai partner kerja dan ketika presentasi tugas akhir mereka mencari solusi untuk memperbaiki tugas itu agar lebih baik. bukan orang yang cari kesalahan dari projet atau TA itu. Tidak ada grogi atau deg-degan ketika presentasi, semua yang dikerjakan kita benar-benar dihargai. Tidak ada pekerjaan yang dianggap remeh. Judul tugas akhir yang menentukan adalah dosen, jadi susah atau gampangnya TA tergantung dosen. Tapi lumayan, kita nggak perlu mikir sidang proposal dan  bingung memikirkan judul TA kita.

Di Prancis, semua kegiatan di kampus tidak ada yang dibawa pulang. Ada tapi bisa dikatakan jarang. Di indonesia kuliahnya full, tugasnya juga full.

Bobot kuliah di prancis lebih ringan. Aku yang kurang mengerti banyak bahasa prancis masih bisa mengikuti kuliah. Tapi aku nggak yakin kalau mahasiswa di tempatku pindah ke PPNS. Pasti bakal travailler très très dûr (bekerja sangat keras) karena bobot kuliah yang mantap.

Masalah temannya gimana? tentunya lebih ramah di Indonesia daripada sini. Disini cenderung cuek. Entah ada teman sakit, teman terlambat, dll. Mereka cenderung tidak mau ikut campur. Kalau disini, kita harus benar-benar aktif bertanya kepada teman kita kalau memang nggak ngerti. Kalau di Indonesia pasti ada beberapa anak yang mengajak belajar bareng, membahas PR bareng, ada teman nggak bisa kitanya yang menawarkan bantuan, disini hampir tidak ditemui.

Bagaimana dengan waktunya? Kuliahku disini rata-rata berangkat jam 8.30 (masih subuh) pulang jam 17.00 (magrib). Maklum lah, Berngkat subuh pulang maghrib ketika musim dingin, ketika musim dingin maka malam lebih lama daripada siang. Jadi wajar, berangkat tidak ada matahari pulang ketika matahinya terbenam. Jam kuliah antara 08.00 samai paling petang adalah 17.45 dan kebalikannya, siang akan lama dan malam akan pendek ketika musim panas. Lihat gambar


 



 


  Gambar 2 merupakan kalender pembelajaran 2015-2016 di ULCO, warna hijau adalah hari masuk kuliah, warna biru adalah hari ketika kita mengerjakan sebuah proyek, tergantung dosen nantinya akan diberi tugas apa, dan setiap mahasiswa akan berbeda judul proyeknya. Selalu ada projet technique (tugas besar/tugas proyek) setiap tahun dan juga magang, magang tergantung dengan level pendidikan kita, biasanya minimal 3 bulan, dan disini kalau magang minimal 2 bulan maka akan dapat gaji dari perusahaan.

Praktek di kampus indonesia lebih banyak. Peralatan, mesin, alat praktek lebih bnyak di Indonesia, disini mungkin gara-gara penduduk Prancis yang sedikit sehingga mahasiswanya nggak sebanyak di Indonesia jadi mesinnya Cuma 1 unit, misalnya mesin daur ulang 1 unit, mesin bubut 1 unit, mesin las 1 unit, dll. Di kelasku Cuma ada 10 mahasiswa di kelas, sedangkan di Indonesia satu kelas bisa mencapai 30 mahasiwa (120 mahasiswa 1 program studi) atau lebih.

Pelajar di kotaku nggak bisa bahasa inggris. Baca aja masih susah. Di indonesia bahasa inggris sudah bisa mahir debat, di kampus Prancis, ada mata kuliah bahasa inggris dan materinya membuat kalimat, grammaire, perkenalan diri, dll. Semuanya bisa dikategorikan materi dasar.
Jadwal mata kuliahnya nggak menentu kalau diprancis. Kadang muncul setiap minggu, kadang setiap hari ketemu, kadang sebulan lagi baru ketemu. Di indonesia jadwal senin sampai jumat pasti seperti itu.
       
       Beberapa kampus di sini ada diskriminasi buat shalat dan berjilbab menerut teman-teman di kampus lain di prancis. Tidak diperbolehkan shalat di kampus, ada pelarangan beribadah di tempat belajar. Yah karena islam adalah minoritas jadi tidak ada musola di kampus itu wajar. Untungnya, responsable ku disini sangat baik, boleh shalat tapi cari kelas kosong. Alhamdulillah

Bagaimanapun aku lebih suka kuliah di Indonesia daripada di Prancis, mungkin karena jauh dari teman-teman, khususnya K3 angkatan 2012. Vous me manquez (aku kangen kalian)

arum faiza

Developer

Lumajang - Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar