CARA MENGGALI IDE
Sebuah buku pasti berawal dari ide. Sepakat kan? Tapi, banyak juga
penulis yang bingung mencari ide. Padahal ide itu banyak banget. Semua yang ada
di sekitar kita ini adalah harta emas untuk ditulis. Untuk kamu yang masih
bingung ingin nulis apa. Coba ikuti beberapa saran di bawah ini deh:
1.
Pengalaman
Setiap
orang punya pengalaman yang bisa dituangkan dalam sebuah karya. Berapa usia
kamu saat ini? Jika sudah berkepala dua, maka pengalaman kamu sudah banyak.
Coba deh, gali lagi. Pengalaman apa yang ingin kamu ceritakan kepada calon
pembacamu. Hikmah apa yang bisa dipetik dari kisah pengalaman itu? Tulis saja
hal itu. Pengalaman adalah hal terbaik untuk menulis. Buku “Untukmu Wahai
Pejuang Ilmu” adalah contoh bahwa pengalaman belajar di luar negeri bisa
dijadikan sebuah motivasi. Punya pengalaman patah hati? Kalau pernah. Bagus.
Buat pembaca bisa keluar dari rasa patah hati ketika sudah baca tulisan kamu.
Jangan malah sebaliknya loh, nanti habis baca tulisan kamu, nggak malah sembuh,
tapi tambah sakit hati.
2.
Prestasi
Kalau
kamu seorang mahasiswa berprestasi, kenapa tidak menuliskan cara jitu bisa
perprestasi? Kalau kamu pernah menang lomba di bidang apapun, kenapa tidak
mencoba untuk mengisahkannya. Kalau kamu seorang pebisnis sukses, kenapa tidak
menuliskan resep kesuksesan bisnis itu? Ketika kamu pernah mendapatkan prestasi
di bidang apapun, di situ ada kegigihan dan kerja keras. Bisa kok menulis tentang
pencapaian terbesar dalam bidup.
3.
Background kamu saat ini
Setiap
orang punya background berbeda. Kalau
kamu seorang dokter, kenapa tidak mencoba membuat buku di bidang kedokteran.
Jurusan apapun itu, pasti punya ilmu lebih di bidang tersebut. Apalagi sudah
pernah merasakan perkuliahan kan? Kalau memang seorang guru, coba buat buku
terkait ilmu yang ditekuni. Tapi, coba lihat pangsa pasar juga ya. Penerbit itu
maunya buku yang diterbitkan terjual laris loh. Kalau background kamu masih segelintir saja, misal profesi saat ini
sebagai kolektor barang antik terus ingin nulis tentang barang-barang antik
bernilai ekonomi tinggi, coba pikir ulang untuk menerbitkan buku di penerbit
mayor. Boleh jadi tulsian kamu keren, tapi penerbit melihat pangsa pran
4. Tema terhangat
Sering
melihat isu-isu gosip? Jangan ya. Dosa. Kalau tidak sengaja ya nggak apa-apa.
Begini, di sekeliling kita itu sering banget ada momen viral. Waktu itu, ada
pernikahan menghebohkan si pelantun Alquran, Muzamil. Menikah di waktu subuh
sekalian salat subuh. Berapa banyak wanita yang patah hati? Wow, banyak.
Beberapa grup menulis lagi banyak cuitan-cuitan membahas masalah ini. Nah, kan
lebih asik nulis. Sebagai koreksi sang penulis dan untuk kemaslahatan umat agar
tidak ada patah hati yang lain. Kisahnya bisa diabadikan di buku kamu. Kan
masih hangat, akan mudah mendapatkan hati pembaca.
5. Referensi dari luar
Ini
yang mudah untuk dipraktikkan. Beberapa buku yang saya buat memang berasal dari
referensi. Buku “Taaruf Mati Langkah” misalnya, apakah saya pernah melakukan
taaruf? Lebih tepatnya, sedang belajar taaruf. Tertarik untuk menulis hal ini
karena menyempurnakan buku-buku sejenis yang ada di pasaran. Jika kamu lihat,
ada banyak naskah yang membahas taaruf. Jika dilihat di Gramedia, ada banyak
naskah membahas menikah, pacaran, jomblo, dan lain-lain kan? Nah, itu bisa
dijadikan ide kamu untuk nulis. Tinggal modifikasi dan pakai gaya bahasa kamu.
Apakah plagiat? Enggak dong. Isinya kan tidak mungkin sama. Benar apa betul?
6. Mimpi
Loh
kok bisa ide dari mimpi? Jangan salah, pernah lihat kisah Bella Swan dan Edward Cullen? Itu awalnya berasal dari bunga
tidur Stephanie loh. Mungkin saja kamu pernah
bermimpi aneh dan terinspirasi untuk dijadikan sebuah cerita. Ingat-ingat lagi
mimpi terindah, kali saja bisa jadi novel.
7.
Hobi
Setiap
orang punya hobi kan? Ada yang hobi masak. Boleh tuh, nulis tentang “1001 Jurus
Memasak Dijamin Enak”. Kalau punya hobi desain, bisa kok tulis tentang cara
desain. Membimbing pemula yang belum mengerti desain sampai benar-benar paham.
Plus, bisa jadi handal seperti kamu. Punya hobi otak-atik mesin, bisa loh nulis
tentang hal itu? Kalau hobi nonton TV gimana? Alhamdulillah dong. Di televisi
kamu akan banyak menemukan sumber inspirasi untuk ditulis. Hobi nonton film
apalagi, wah sudah jago deh kalau mau ekskusi sebuah novel.
8. Cerita orang lain
Ini
banyak banget deh, sebuah novel yang bersumber dari orang lain. Beberapa karya
Asma Nadia biasanya menggunakan cara ini. Wawancara ke orang lain untuk bisa
dituliskan dalam sebuah novel. Namanya juga novel, pasti ada bumbu fiktif di
sana. Mungkin saja kamu punya teman yang menginspirasi, bisa tuh dituliskan
dalam buku. Nulis nonfiksi juga oke kok, menyelipkan kisah orang lain untuk
dijadikan bahan pembelajaran bagi pembaca. Naskah nonfiksi yang saya buat, saya
usahakan ada kisah nyata di sana. Novel Azimah itu bersumber dari cerita
sahabat saya dari Suriah yang hanya beberapa kalimat, itu sudah cukup untuk
membuat novel setebal 550 halaman kertas A5.
9. Melamun
Kadang
nih, ketika melamun, tiba-tiba ada ide muncul. Pernah seperti itu? Saya sering.
Jangan sampai lamunan itu berakhir sebagai lamunan saja. Langsung catat saat
itu juga. Bahkan kalau sedang berkendara sepeda motor, terus tiba-tiba nemu
ide, berhenti dulu. Terpikan motor sejenak lalu catat. Bisa untuk buku ke-2,
ke-3, ke-4, dan seterusnya. Intinya, kalau nemu ide dalam posisi bagaimanapun,
langsung catat.
10. Imajinasi
Termasuk
orang yang suka mengkhayal? Bagus nih buat kamu. Tangkap saja khayalan itu dan
tuliskan. Misalnya saja, berkhayal, “Asyik ya kalau bisa jadi orang sukses
seperti Mr.X” ataupun, “asyik ya bisa menikah muda” Nah loh, bisa kan
menuliskan khayalan tersebut, baik fiksi ataupun nonfiksi. Langsung saja ide
untuk membuat buku akan hadir. Langsung ketemu kan judulnya, “Kiat Sukses ala
Mr.X” atau “Asyiknya Menikah Muda”. Wah ini kalau premis dan outline sudah diekskusi dengan benar
bisa jadi buku laris manis di pasaran.
11. Pergi ke Perpustakaan
Kalau
dari tips 1-10 belum nemu. Masih buntu. Sudah, saat ini juga pergilah ke
perpustakaan. Baca satu buku yang judulnya menarik. Baca sampai habis dan
buatlah buku seperti itu.
0 komentar:
Posting Komentar